Tanda Kesehatan Mental Ibu Tidak Baik-Baik Saja
Di masa pandemi COVID-19 ini, seorang ibu bukan hanya harus memperhatikan kesehatan fisik keluarga. Kesehatan mental ibu juga tidak boleh dinomorduakan, apalagi bila ibu baru saja melahirkan.
Kehadiran seorang bayi di dalam keluarga kecil ibu dapat membawa berbagai emosi, bukan hanya perasaan bahagia, namun juga rasa kewalahan, sedih, cemas, bahkan depresi. Bagi banyak perempuan, perasaan tersebut dapat berkurang atau hilang dengan sendirinya. Namun, bagi sebagian lainnya, kondisi ini bertahan lebih lama.
Menurut penelitian dari Brigham and Women’s Hospital, Boston, Amerika Serikat, 1 dari 5 perempuan yang baru melahirkan mengaku mengalami kecemasan yang signifikan semenjak pandemi merebak. Dari jumlah itu, sekitar 1 dari 3 ibu baru mengalami depresi setelah melahirkan atau naik 2 kali lipat dibanding sebelum pandemi.
“Banyak hal yang dapat menyebabkan seorang ibu baru mengalami stres, cemas, baby blues, ataupun postpartum depression. Apalagi di masa pandemi ini, tambahan beban pikiran yang ada di otak para ibu adalah soal kesehatan dan ketakutan akan kehilangan anggota keluarga yang mereka cintai,” ujar Ristriarie Kusumaningrum, M.Psi, Psikolog Klinis Anak & Remaja Klinik Psikologi Ruang Tumbuh dalam webinar ‘Tips Menjaga Kesehatan Mental Ibu Muda’ di channel YouTube Ibu-Ibu Canggih, beberapa waktu lalu.
Apa tanda ibu baru mengalami gangguan kesehatan mental?
Terdapat 2 gangguan kesehatan mental ibu yang biasa menyerang para new mom, yaitu baby blues syndrome dan postpartum depression. Pada baby blues, ibu biasanya merasakan gejala seperti suasana hati berubah dengan cepat, rasa lelah yang hebat sampai ibu tidak ingin makan atau merawat diri sendiri, ibu merasa mudah tersinggung, kewalahan, dan cemas.
Sementara postpartum depression dalam kesehatan mental ibu memiliki gejala yang lebih dalam, seperti:
- sering menangis karena merasa putus asa, sedih, tidak berharga, atau sendirian sepanjang waktu
- merasa tidak bisa menjadi ibu yang baik
- tidak ada bonding dengan bayi
- tidak bisa makan, tidur, atau merawat bayi karena merasa hopeless
- mengalami kecemasan dan serangan panik
“Gangguan kesehatan mental ibu baru itu masalah yang nyata. Masalah atau gangguan yang mereka hadapi tidak mencerminkan bahwa ibu tidak mampu menjalani peran sebagai ibu, bukan juga menandakan ibu kurang iman, mengada-ada, dan sebagainya. Sebaiknya segera menyadari permasalahan dari tanda-tanda yang muncul agar bisa dilakukan langkah-langkah penanganan yang tepat supaya kondisi psikologis ibu tidak semakin parah,” kata Ristriarie.
Apa yang bisa ibu lakukan bila mengalami tanda-tanda gangguan kesehatan mental?
1. Istirahat atau me-time
“Alokasikan waktu untuk bisa istirahat. Meminta bantuan kepada orang-orang terdekat, dengan cara mendelegasikan pekerjaan rumah, seperti cuci baju, setrika, cuci piring, dan sebagainya, lalu tidurlah saat bayi tidur,” ujar psikolog dari Klinik Psikologi Ruang Tumbuh tersebut.
Selain itu, tambahnya, penting juga untuk melibatkan pasangan/suami untuk bisa berbagi tugas mengasuh anak. Ayah yang terlibat dalam pengasuhan dengan ibu akan membuat ibu merasa terdukung dan membantu menjaga kesehatan mental ibu. Ibu juga bisa meminta bantuan orang lain seperti orangtua, mertua, saudara, atau nanny agar ibu punya lebih banyak waktu untuk istirahat atau me-time demi menenangkan pikiran.
2. Mengatur pola makan sehat
Memiliki gizi yang tercukup juga penting bagi ibu untuk bisa tetap sehat dan memiliki daya tahan tubuh yang baik. Lengkapi pola makan dengan makanan yang sehat dan bermanfaat bagi ibu.
3. Bergerak atau berolahraga
“Melakukan gerakan atau olahraga ringan dapat dilakukan oleh ibu saat di rumah. Mulai dari stretching atau pemanasan, sampai gerakan olah tubuh sederhana. Dengan melakukan olah tubuh, ibu juga belajar untuk mengolah nafas yang dapat membantu regulasi emosi, termasuk mengurangi gangguan kesehatan mental ibu, seperti kecemasan maupun depresi, sehingga ibu bisa lebih tenang saat menghadapi masalah”, lanjut Ristriarie.
4. Berbagi dengan orang atau komunitas yang positif.
Memiliki support group, misalnya Komunitas Ibu Canggih, dapat membantu ibu berbagi untuk menuangkan segala keresahan atau kecemasan yang dialami. Pastikan orang maupun komunitas yang mampu memberikan dukungan yang positif agar ibu merasa tidak sendirian dalam menghadapi tantangan sebagai ibu baru.
5. Piknik
Coba ganti suasana, jangan di rumah terus agar kesehatan mental ibu terjaga. Ibu bisa piknik ke tempat yang dekat, misalnya Ancol untuk yang di Jakarta dan sekitarnya, staycation di hotel, menghirup udara pantai atau gunung, dan sebagainya. Jangan lupa patuhi protokol kesehatan ya.
6. Konsultasi dengan psikolog
Bila perasaan cemas, sedih, takut, dan mood swing tidak membaik lebih dari 2 minggu berturut-turut, segera periksa ke tenaga profesional, seperti psikolog di Ruang Tumbuh. Pasalnya, perasaan negatif yang bertahan lama mungkin menandakan ibu mengalami postpartum depression yang harus ditangani secara klinis.
“Meminta bantuan tenaga profesional, seperti psikolog juga berarti ibu berusaha membantu diri sendiri supaya menjadi lebih siap dan sehat secara mental. Segera periksakan supaya kondisi kesehatan mental ibu segera ditangani,” tandas Ristriarie.