Wajib Diingat! Ini 4 Etika Media Sosial bagi Para Pekerja
Kini, media sosial telah melekat di kalangan masyarakat. Berdasarkan riset Statista per Januari 2021, Indonesia memiliki sekitar 170 juta pengguna media sosial aktif, menempati peringkat ketiga setelah China dan India di Asia Pasifik. Dengan media sosial, masyarakat menjadi semakin leluasa untuk mengekspresikan pendapatnya di akun masing-masing. Namun, kebebasan berekspresi di media sosial harus tetap diseimbangkan dengan penerapan etika media sosial yang tepat.
Salah satu kalangan yang tak bisa dilepaskan dari media sosial adalah pekerja. Selain untuk mencari inspirasi pekerjaan, media sosial juga diperlukan untuk melepas penat dari hectic-nya pekerjaan. Berdasarkan riset terbaru dari Bambu by Sprout Social, 67% pekerja mengakui bahwa mereka rutin memeriksa akun media sosialnya saat jam kerja. 41% dari mereka mengatakan mengakses akun media sosialnya saat jam makan siang, dan sisanya mengakui membukanya sesekali sepanjang hari.
Dari media sosial, perusahaan juga bisa menilai kepribadian dari calon pekerjanya. Menurut survey Amerika The Harris Poll, sebanyak 48% perusahaan memeriksa akun media sosial calon pekerjanya saat proses perekrutan. Bahkan, 54% HR mengakui tidak akan merekrut calon pekerja yang dinilai memiliki etika media sosial yang buruk, seperti menyebarkan informasi pribadi perusahaan atau memberikan komentar negatif tentang pekerjaan atau klien perusahaan yang tidak pantas.
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan etika media sosial yang tidak tepat bagi pekerja dapat berdampak buruk terhadap reputasi pribadi di mata perusahaan. Lalu, bagaimana cara mempraktikkan etika media sosial yang baik? Berikut contohnya.
1. Hindari melakukan hal yang merugikan diri sendiri dan sekitar
Setiap pekerja pasti memiliki unek-unek yang perlu dilampiaskan terkait pekerjaannya. Namun, akan lebih bijak untuk tidak meluapkannya di media sosial karena dapat memengaruhi reputasi perusahaan dan diri sendiri. Selain itu, tindakan mengumbar-umbar problematika pekerjaan di media sosial juga tidak akan menyelesaikan masalah. Ada baiknya unek-unek tersebut diceritakan langsung ke pihak HRD agar bisa ditindaklanjuti.
2. Bersikap jujur dan jauhi hoax
Kemampuan untuk menentukan validitas informasi sangat penting bagi pekerja. Oleh karena itu, sebelum menyebarkan informasi di media sosial, wajib bagi pekerja untuk memastikan informasi yang hendak disebar di akunnya adalah fakta. Jangan langsung menelan mentah-mentah, pastikan untuk cross-check terlebih dahulu apapun informasi yang diterima agar tidak merusak reputasi diri sendiri.
3. Buat batasan dalam memposting informasi secara online
Etika media sosial ketiga adalah hindari postingan terkait informasi keuangan, operasional, strategi marketing, dan detail penting lainnya tentang perusahaan di akun media sosial. Pekerja harus berhati-hati sebab mengumbar rahasia perusahaan dapat berdampak pada pemecatan.
4. Hindari menjatuhkan kompetitor
Banyak cara yang bisa dilakukan untuk menonjolkan nama perusahaan, namun tidak dengan menjatuhkan kompetitor. Tindakan gegabah ini justru mencoreng etika media sosial pekerja. Selain tidak memberikan keuntungan, menjatuhkan kompetitor hanya akan menjadi boomerang karena bisa menjelekkan nama dan profesionalisme suatu perusahaan.
Luapkan Keluh-Kesah Pekerjaan dengan Bergabung di Komunitas Ikan Galau!
Agar tidak memengaruhi kesehatan mental, keluh-kesah yang dimiliki pekerja penting untuk diluapkan. Daripada diumbar online dan melanggar etika media sosial, pekerja dapat bergabung ke komunitas positif seperti Komunitas Ikan Galau untuk sharing dengan pekerja lainnya. Tak hanya itu, anggota komunitas Ikan Galau juga bisa mendapatkan tips mengatasi kegalauan hidup mulai dari keluarga, asmara, karir, bahkan finansial dari para expert.
Kini, Komunitas Ikan Galau mempunyai followers aktif sebanyak 19.8k+ di Instagram dan ratusan loyal members yang tersebar di beberapa kota Indonesia. Bagi brand, Komunitas Ikan Galau juga bisa menjadi channel promosi yang baik. Adapun beberapa brand yang tercatat pernah bekerjasama dengan Komunitas Ikan Galau, yakni GOTIX, Mizone, Binar Academy, Riliv, Psylution, KALM, Hope Psychology Center, dan masih banyak lainnya.Jika brand Anda tertarik bekerjasama dengan Komunitas Ikan Galau, silakan kontak ke community@bertsolution.com atau kirim pesan WhatsApp ke (+62) 813 2603 5476. Anda juga dapat klik di sini untuk mengetahui lebih dalam tentang servis BERT’s lainnya.