fbpx Penuhi Nutrisi si Kecil untuk Cegah Stunting Bersama Isi Piringku | BERT's
Penuhi Nutrisi si Kecil untuk Cegah Stunting Bersama Isi Piringku. Image

Penuhi Nutrisi si Kecil untuk Cegah Stunting Bersama Isi Piringku

Stunting merupakan masalah kesehatan serius yang hingga kini masih menjadi momok bagi Indonesia. Oleh karena itu, Komunitas Ibu Canggih @Ibu2Canggih berkolaborasi dengan Isi Piringku @isipiringku_id mengadakan Digifest ‘Penuhi Nutrisi si Kecil untuk Cegah Stunting’ untuk mendorong para ibu untuk menerapkan porsi makan ala Isi Piringku agar anak-anak terhindar dari stunting.

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada balita (bayi di bawah usia 5 tahun) akibat kekurangan gizi kronis, terutama pada 1000 hari pertama kehidupan. Untuk mencegah kondisi ini berkembang di Indonesia, Kementerian Kesehatan meluncurkan kampanye Tumpeng Gizi Seimbang pada 2013, dilanjutkan dengan Isi Piringku pada 2016 hingga saat ini.

Program Isi Piringku sendiri merupakan salah satu dari gerakan #BersamaCegahStunting yang diinisiasi oleh Danone Indonesia, bekerjasama dengan para mitra dan pemangku kepentingan. Tujuannya adalah mendukung pemerintah dalam membentuk anak Indonesia yang tumbuh sehat dalam upaya mencegah stunting di Indonesia.

“Untuk mencegah stunting, Ibu bisa melakukan langkah-langkah pencegahan, di antaranya menjalankan rekomendasi Isi Piringku, yakni dalam 1 piring makan harus tersedia lengkap, mulai dari makanan pokok, lauk-pauk, dan sayur atau buah-buahan. Porsi paling banyak adalah makanan pokok (35%) dan lauk pauk (35%), serta sisanya adalah sayur dan buah-buahan (30%),” Dr. Nurul Ratna Mutu Manikam, M.Gizi, Sp.GK dalam live Instagram @Ibu2Canggih, Jumat (20/8).

Makanan pokok yang dimaksud bukan hanya nasi, melainkan juga kentang, singkong, jagung, sagu, ubi, dan lain-lain. Sedangkan lauk-pauk bisa berupa daging sapi/ayam/unggas, ikan, telur, tahu, tempe, dan produk olahannya. Sementara sayur dan buah untuk si Kecil bisa berupa sawi, bayam, pepaya, jeruk, dan sebagainya.

“Menu makanan yang disiapkan harus bervariasi. Dalam satu menu harus ada makanan pokok, lauk pauk, dan juga ada sayur. Buah juga ditambahkan sebagai makanan selingan pada jadwal pemberian MPASI (makanan pendamping ASI),” tambah Dr. Nurul.

Secara keseluruhan, tambah Dr. Nurul, stunting pada anak bisa dicegah sedini mungkin. Kampanye Isi Piringku merekomendasikan ibu memenuhi nutrisi optimal si Kecil sejak 1000 hari pertama kehidupannya (sejak hamil hingga usia anak 3 tahun) dan memberikan ASI eksklusif minimal 6 bulan.

Saat anak menginjak usia 6 bulan, kenalkan MPASI yang mengandung gizi seimbang berisi zat gizi makro (karbohidrat, protein, lemak) dan zat gizi mikro (vitamin dan mineral dari sayur dan buah). Jangan lupa juga untuk pantau kenaikan berat badan dan tinggi badan/panjang badan secara teratur, serta mengikuti program imunisasi dasar.

“Jika Ibu mencurigai anak mengalami stunting, sudah menjalankan Isi Piringku, tapi tidak melihat perbaikan pada anak, segera periksakan ke dokter dan lakukan langkah-langkah sesuai dengan rekomendasi dokter ya,” ujar Dr. Nurul.

Kondisi stunting di Indonesia

Menurut catatan Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) 2018, sebanyak 30,8% anak-anak di Indonesia mengalami stunting. Stunting ini sendiri ditandai dengan kondisi anak yang panjang badan atau tinggi badan terhadap usianya lebih dari 2 dari standar deviasi di bawah median kurva pertumbuhan anak berdasarkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

“Atau sederhananya, anak tampak memiliki perawakan lebih pendek dibandingkan anak seusianya. Tetapi, anak yang terlihat pendek belum tentu stunting karena gejala stunting ini harus dilihat secara keseluruhan oleh dokter,” ujar Dr. Nurul.

Penyebab stunting pada anak di Indonesia sendiri beragam. Mulai dari kekurangan energi kronik pada ibu hamil, kurangnya pengetahuan ibu, penyakit infeksi berulang pada anak, sanitasi yang kurang, hingga layanan kesehatan yang terbatas.

Jika anak mengidap stunting, sistem imunnya bisa kurang baik sehingga anak mudah sakit. Selain itu, kecerdasannya juga berada di bawah rata-rata sehingga prestasi belajarnya tidak bisa maksimal.

“Langkah pencegahan stunting harus dimulai dari sekarang demi masa depan anak yang lebih baik, salah satunya dengan menjalankan rekomendasi makan sehat dan seimbang ala Isi Piringku” pungkas Dr. Nurul.

Artikel Terkait

Studi Perubahan Perilaku Konsumen Gen Z Selama Bulan Ramadhan dan Apa yang Bisa Dilakukan Brand
Community Marketing
Studi Perubahan Perilaku Konsumen Gen Z Selama Bulan Ramadhan dan Apa yang Bisa Dilakukan Brand
Menjelang Ramadhan, masyarakat khususnya anak muda yang termasuk dalam kategori gen z mengalami perubahan perilaku belanja yang cukup signifikan. Salah...
24 Mar 2023
Komunitas Mampu Sukseskan Kampanye Ramadhan Brand Kecantikan
Community Marketing
Komunitas Mampu Sukseskan Kampanye Ramadhan Brand Kecantikan
Momen Ramadhan selalu dirayakan semarak oleh masyarakat tanah air. Beragam cara dilakukan untuk menyambut bulan suci, salah satunya dengan berbelanja...
19 Mar 2023
Menurut Studi, Komunitas Dinilai Efektif dalam Mendongkrak Penjualan Online
Community Marketing
Menurut Studi, Komunitas Dinilai Efektif dalam Mendongkrak Penjualan Online
Terhubung dengan para konsumen merupakan hal yang fundamental bagi brand. Memanfaatkan komunitas dengan minat dan ketertarikan yang selaras dengan apa...
10 Jan 2023

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *