Mengenal 4 Perbedaan KOL dan Influencer dalam Digital Marketing
Dunia digital tidak pernah lepas dari tren, termasuk yang kerap dipopulerkan oleh para key opinion leader (KOL) dan influencer. Meski keduanya sama-sama dikenal dengan istilah selebgram, terdapat beberapa perbedaan KOL dan influencer yang cukup mendasar.
“Key Opinion Leader (KOL) adalah orang yang dapat diakui publik karena pengetahuan dan pengalamannya, baik online maupun offline. Sementara itu, influencer adalah mereka yang dilirik oleh publik karena pengaruh mereka di kanal media sosial tertentu.“
Baik KOL maupun influencer memiliki peran penting untuk membantu brand melakukan promosi secara digital. Anda juga dapat bekerja sama dengan KOL atau influencer berdasarkan kebutuhan brand dan target dari campaign Anda.
Apa perbedaan KOL dan influencer
Selain secara definisi, KOL dan influencer juga memiliki perbedaan dalam tugas hingga karakteristiknya. Berikut 4 perbedaan KOL dan Influencer dalam dunia marketing yang berhasil kami rangkum dari berbagai sumber.
1. KOL memiliki profesi offline, influencer bekerja secara online
Perbedaan KOL dan influencer yang pertama terletak pada ada atau tidaknya profesi lain yang mereka jalani.
Biasanya, para KOL memanfaatkan sebagian besar waktu mereka untuk melakukan aktivitas pekerjaan utama, misalnya sebagai dokter, penulis novel, chef dan lain sebagainya. Mereka hanya sesekali menggunakan media sosial, meski tidak sedikit juga KOL yang sudah menggunakan jasa kelola medsos sehingga mereka tetap terlihat aktif baik offline maupun online.
Di pihak lain, influencer akan lebih banyak menghabiskan waktunya di media sosial sesuai spesialisasi bidang pekerjaan mereka. Untuk membangun hubungan kedekatan bersama followers-nya, mereka akan lebih sering upload konten dengan mengajak pengikutnya untuk bermain dan berdiskusi secara online melalui fitur-fitur up to date media sosialnya.
2. KOL bisa jadi macro atau mega influencer
Baik KOL maupun influencer biasanya ditandai dengan banyaknya jumlah followers di akun media sosial mereka. Berdasarkan hal ini, KOL dan influencer dapat dibedakan 5 tingkatan, yaitu:
- Nano: 1,000 – 10,000 followers
- Micro: 10,000 – 50,000 followers
- Mid-tier: 50,000 – 500,000 followers
- Macro: 500,000 – 1,000,000 followers
- Mega: 1,000,000+ followers
Ketika KOL sudah memiliki ‘nama’ di dunia nyata, ia juga bisa menjadi influencer di dunia maya dengan jumlah followers yang masif. Contohnya ialah para dokter, artis, presenter, dan lain-lain yang memiliki karya di dunia nyata sekaligus aktif berinteraksi dengan pasien atau penggemarnya di media sosial.
3. Influencer lebih engage dengan audiens dibanding KOL
Perbedaan KOL dan influencer selanjutnya adalah dari segi pengaruh ke followers-nya. Jika Anda berasumsi bahwa popularitas seseorang berbanding lurus dengan keberhasilan campaign, maka Anda keliru. Seperti dilansir Influencer Marketing Hub, campaign yang sukses justru biasanya terjadi ketika brand melibatkan influencer nano atau mikro, bukan KOL atau influencer berskala besar.
Hal ini didasarkan oleh tingkat interaksi (engagement rate) antara influencer dan KOL dengan para followers. Seringkali, promosi di akun dengan jutaan followers cenderung lebih mirip iklan karena kurangnya keterlibatan yang antusias antara KOL dan audiensnya.
4. Influencer dapat menjadi KOL dengan bantuan brand
Banyak brand memilih untuk bekerja dengan micro influencer karena mereka memiliki engagement rate yang baik serta pengetahuan dan pengalaman yang kredibel. Seiring waktu, ketenaran tipe influencer ini dapat berkembang jika mereka menjadi brand ambassador untuk menjalankan beberapa campaign.
Hal ini dibuktikan oleh Keanu Angelo. Meski bukan berstatus sebagai aktor atau bintang iklan, influencer Instagram ini sukses menjadi KOL serta brand ambassador untuk sebuah produk shampoo.
Maksimalkan digital marketing bersama BERT’s
“Campaign yang sukses didukung oleh promosi yang tepat.“
Setelah mengetahui perbedaan KOL dan influencer, Anda pun dapat memilih pihak yang tepat untuk membantu menyukseskan campaign. Untuk membantu Anda memenuhi target Key Performance Indicators (KPI), Anda dapat melibatkan marketing agensi.
Di BERT’s, kami telah berkolaborasi dengan berbagai perusahaan dalam melakukan campaign, terutama secara digital. Kami menyediakan servis seperti digital activation, KOL dan influencer marketing, hingga bekerja sama dengan berbagai komunitas lintas generasi. Untuk melihat servis kami selengkapnya, Anda bisa klik di sini.
BERT’s juga memiliki beberapa inhouse community yang dapat langsung membantu Anda menjangkau lebih banyak audiens. Komunitas yang berada di bawah kami ialah Komunitas Ibu Canggih (Ibu2Canggih) yang berisi para ibu di Indonesia, Ikatan Generasi Anti Galau (Ikan.galau) yang berisi generasi millenial, serta Geng Glowing (geng.glowing) yang berisi para beauty enthusiasts.
Jika Anda ingin berdiskusi maupun menggunakan jasa kami, Anda dapat mengirim e-mail ke busdev@bertsolution.com atau menghubungi kami melalui tautan berikut. Untuk membaca artikel-artikel kami lainnya, Anda dapat klik di sini.