Danone Indonesia dan Ibu2Canggih Ajak Para Ibu Sukseskan ‘Bersama Cegah Stunting’
Target menurunkan angka stunting di Indonesia menjadi 14% pada 2024 butuh komitmen dari semua pihak, terlebih prevalensi balita stunting menurut SSGI 2021 masih sebesar 24,4%. Untuk itu, Danone Indonesia berkolaborasi dengan Ibu2Canggih melalui Program Isi Piringku mengajak para ibu menjadi garda terdepan dalam Bersama Cegah Stunting.
Para ibu dinilai menjadi kunci pemenuhan nutrisi si Kecil, terutama dalam 1000 hari pertama kehidupan (HPK) yang merupakan masa emas dari tumbuh kembang anak.
“Danone Indonesia sangat mendukung dan ingin berkontribusi dalam upaya menyampaikan informasi dan edukasi masyarakat terkait pencegahan stunting ini. Oleh karena itu, kami menggandeng Ibu2Canggih untuk bersama menyukseskan program Isi Piringku bertema Bersama Cegah Stunting,” kata Health & Nutrition Sr. Manager Danone Indonesia, Rizki Pohan, dalam Instagram Live ‘Peran Ibu dalam Memenuhi Nutrisi pada Anak’, Rabu (9/3).
Gerakan #BersamaCegahStunting sendiri digaungkan oleh Danone Indonesia dan sudah sejalan dengan visi misi One Planet One Health, di mana kesehatan Bumi dan kesehatan Manusia saling berkaitan. Danone pun telah memiliki beberapa program cegah stunting dalam upaya memutus mata rantainya.
“Kami juga memiliki beberapa program terkait pola asuh, antara lain program Tangkas (Tanggap Gizi dan Kesehatan Anak Stunting), Gasing Nekmese di NTT, WASH-Gizi di pabrik, dan Isi Piringku. Saat ini, Isi Piringku sudah mencakup 9 provinsi di Indonesia,” tandas Rizki.
Isi Piringku yang diluncurkan sejak 2017 merupakan program untuk mengedukasi masyarakat agar lebih memahami porsi makan yang tepat untuk memenuhi kebutuhan gizi keluarga. Program ini merupakan pengembangan dari Isi Piringku yang dicanangkan Kementerian Kesehatan.
Kolaborasi Danone dengan Ibu2Canggih dalam Isi Piringku
Mengapa peran ibu menjadi penting dalam upaya mengentaskan masalah stunting di Indonesia? Mengapa pula harus melibatkan Ibu2Canggih dalam kampanye ini?
Menurut Ketua Departemen Ilmu Gizi FKUI, dr. Nurul Ratna Mutu Manikam, M.Gizi, SpGK, ibu adalah pihak yang biasanya mengurus makanan anak sehari-hari, meski peran ini bisa dilakukan bersama ayah. Ibu bertugas membuat jadwal makan anak, memilih jenis makanannya, mengolahnya, menyajikannya, bahkan memberikan makanan tersebut kepada anak.
“Jadi, tidak berlebihan jika dibilang bahwa kunci pemenuhan nutrisi yang optimal pada anak adalah ibu,” tandas dr. Nurul dalam sesi LIVE bersama Ibu2Canggih tersebut.
Pemenuhan nutrisi anak ini sangat penting dalam gerakan ‘Bersama Cegah Stunting’. Pasalnya, ketika nutrisi anak tidak terpenuhi dalam jangka panjang, anak bisa mengalami stunting sehingga kemampuan motoriknya lambat, perkembangan otaknya tidak optimal, imunitasnya rendah, dan anak rentan mengalami infeksi. Dampak buruk inilah yang harus dicegah sedini mungkin.
Untuk mencegah stunting, imbuh dr. Nurul, ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh ibu maupun keluarga pada umumnya, yaitu:
- Memantau asupan nutrisi, terutama di 1000 HPK, yakni dimulai dari masa kehamilan ibu sampai anak berusia 2 tahun.
- Selalu memantau berat badan anak dan melakukan skrining anemia.
- Memberikan ASI eksklusif hingga bayi berusia 6 bulan, dilanjutkan dengan pemberian makanan pendamping ASI dan makanan keluarga sesuai pedoman Isi Piringku.
- Mengikuti program imunisasi, setidaknya imunisasi dasar sesuai panduan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).
- Mencari informasi kesehatan dari sumber terpercaya agar tidak gampang percaya HOAX.
“Jika berat badan anak stuck dan tumbuh kembangnya tidak sesuai usia, segera berkonsultasi dengan dokter. Lebih cepat masalah pada anak diketahui, lebih cepat pula status gizinya dapat diperbaiki sehingga anak dapat terhindar dari stunting,” tutup dr. Nurul mengakhiri LIVE Instagram bersama Ibu2Canggih tersebut.