4 Kunci Penting Menangani Anak GTM yang Sering Ibu Lupakan
Untuk Ibu yang anaknya sedang berada di fase MPASI (makanan pendamping ASI), pasti sudah familiar dengan istilah GTM alias gerakan tutup mulut, bahkan mungkin sudah mengalaminya sendiri. Apa sih penyebab GTM? Bagaimana pula cara menangani anak GTM?
GTM sebetulnya banyak dialami oleh bayi saat memasuki tahap MPASI atau bahkan bisa dialami oleh anak usia 1 tahun. Meski merupakan hal yang normal, kondisi ini tak jarang membuat Ibu bingung sekaligus khawatir tumbuh kembang si Kecil jadi terganggu karena tidak mau makan.
Jangan panik dulu ya, Bu. Yuk, kita simak penjelasan dr. Melia Yunita, Sp.A, seputar tips dan trik menangani anak GTM dalam Live YouTube Ibu-Ibu Canggih, beberapa waktu lalu, berikut ini.
Penyebab umum anak GTM
Menurut dr. Melia, GTM biasa terjadi pada anak yang picky eater alias suka pilih-pilih makanan. Penyebab umum yang mempengaruhi anak GTM adalah penerapan aturan makan atau feeding rules yang kurang konsisten.
Feeding rules sendiri mencakup 3 faktor, yaitu:
- Penjadwalan makan yang tidak disiplin
Penyebab anak GTM yang paling umum adalah tidak diterapkan penjadwalan makan yang tepat. Berdasarkan pengalaman dr. Melia, anak yang GTM biasanya kebanyakan diberi susu atau cemilan di luar jam makan utama. Akibatnya, anak menolak makan dan melakukan GTM saat makan besar.
- Prosedur makan yang tidak tepat
Misalnya, Ibu memberi minum air putih saat anak sedang mengunyah makanannya. Padahal, air putih sebaiknya diberikan setelah makan agar anak tidak kenyang sebelum waktunya dan pada akhirnya menyebabkan anak GTM.
- Lingkungan pada saat makan yang tidak kondusif
Anak yang baru memasuki tahap makan butuh penyesuaian. Ia butuh lingkungan yang kondusif agak tidak gampang terdistraksi dan akhirnya mengalami GTM.
Tips menangani anak GTM
Pada dasarnya, setiap anak akan mengalami fase GTM-nya sendiri-sendiri. Fase GTM pada anak akan berlalu dengan sendirinya.
Meskipun demikian, pastikan GTM tidak ada berkepanjangan agar nutrisi si Kecil tetap terpenuhi ya, Bu. Ada pun tips dan trik dr. Melia yang bisa Ibu lakukan untuk menangani anak GTM adalah sebagai berikut.
- Sabar
Ingatlah bahwa fase GTM ini akan berlalu. Selama menunggu, Ibu perlu menyetok sabar yang banyak dan berusaha memahami si Kecil bahwa ia pun sedang belajar dan beradaptasi dengan kebiasaan baru ini.
“Tidak ada hal lain yang bisa saya kasih tahu, kecuali Ibu harus sabar dan pahami bahwa si Bocah ini juga lagi belajar makan lho.”
dr. Melia Yunita, Sp.A
Ibu juga harus ingat bahwa GTM merupakan salah satu bentuk komunikasi si Kecil untuk mengungkapkan perasaannya. Kalau sudah begini, yang bisa Ibu lakukan hanyalah mempersiapkan MPASI sebaik mungkin dan ikhlas dengan apapun reaksi anak ketika disodori makanan.
- Konsisten dalam menerapkan feeding rules
Konsistensi penerapan feeding rules adalah kunci. Dengan feeding rules, anak memiliki pola makan yang lebih teratur dan paham dengan jadwal barunya.
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dalam sehari anak perlu makan 3 kali, selingan 1-2 kali, dan ASI atau susu 2-3 kali. Di antara waktu makan, IDAI pun hanya menyarankan si Kecil untuk mengonsumsi air putih, bukan ngemil karena hal ini akan menyebabkan anak tidak merasa lapar ketika waktu makan tiba.
Pastikan suasana makan juga kondusif dan tidak terlalu berisik ya, Bu. Bila perlu, Ibu bisa mendampinginya sambil makan bersama agar si Kecil lebih termotivasi untuk memasukkan makanan ke mulut seperti yang dilakukan Ibunya.
- Lakukan responsive feeding
Di samping membuat jadwal makan pengaturan jadwal, IDAI juga menekankan pentingnya responsive feeding dalam menangani anak GTM. Responsive feeding adalah pemberian makan dengan memperhatikan tanda lapar dan kenyang si Kecil.
Berikan makan kepada anak ketika ia menunjukkan tanda lapar, seperti berusaha menjangkau makanan, memperhatikan arah sendok, atau mengecap-ecap. Sebaliknya, tunda pemberian makan saat anak terlihat kenyang, salah satunya dengan melakukan gerakan tutup mulut (GTM).
Langkah ketiga dalam menangani anak GTM ini memang menuntut orangtua untuk peka terhadap bahasa tubuh anak. Untuk itu, Ibu bisa melakukan kontak mata dan berbicara dengan si Kecil untuk memotivasinya agar mau membuka mulut dan makan.
- Konsultasi ke dokter
Selama anak mengalami GTM, pastikan Ibu selalu memantau tumbuh kembangnya, seperti kenaikan berat badan yang sesuai dengan usia si Kecil ya. Kalau GTM sudah sampai mengganggu kurva kenaikan berat badanya, segera cek ke dokter untuk diketahui penyebabnya dan mengetahui cara tepat menangani anak GTM agar tidak berkepanjangan.
Catatan dari Bumin
Anak yang mengalami GTM sangat rentan membuat Ibu stres. But this too shall pass. Kondisi ini pun akan berlalu.
Ibu hanya perlu bersabar dan terus melakukan feeding rules serta responsive feeding untuk menangani anak GTM. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter jika Ibu merasa khawatir, apalagi bila GTM sudah mengganggu kurva tumbuh kembangnya.
Untuk mendengar penjelasan dr. Melia Yunita, Sp.A, secara lebih lengkap tentang cara menangani anak GTM, simak video Live YouTube Ibu-Ibu Canggih dengan mengklik tautan ini ya. Bagi Ibu yang ingin mengetahui informasi yang edukatif untuk menjadi Ibu Canggih, silakan membaca artikel lainnya di tautan ini.
Yuk, jadi Ibu-Ibu Canggih dengan bergabung ke Komunitas Ibu Canggih. Ibu bisa mengikuti kegiatan seru Ibu-Ibu lainnya, seperti IG Live, webinar bersama expert, hingga berkesempatan menjadi momfluencer dengan mendaftarkan diri ibu di situs ibu2canggih.id. Jangan lupa untuk follow Instagram Ibu2Canggih juga ya!